Tampilkan postingan dengan label Tekno.. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tekno.. Tampilkan semua postingan

Motor Listrik Kok Pakai Linux dan Punya Wi-Fi?


MAVIZEN
Motor listrik ini datang dengan OS Linux, konektivitas Wi-Fi, dan web server.



JAKARTA,– Bukan main memang karya Mavizen. Perpanjangan tangan manufaktur TTXGP (Time Trials Xtreme Grand Prix – ajang perlombaan untuk motor dengan nol emisi) baru saja mengumumkan keberadaan TTX02 di SEMA tahun ini.

Motor keren ini bisa ngebut sampai 130mph. Namun bukan itu yang membuatnya unik. TTX02 datang lengkap dengan akses IP dedicated, on-board web server, dan konektivitas Wi-Fi, serta OS Linux. Maka setiap TTX02 bisa dikoneksikan ke sebarang laptop yang punya fitur Wi-Fi.

Mavizen menyebut TTX02-nya sebagai “laptop di atas roda”, menunjukkan gaya pendekatan mereka terhadap motor listrik melalui sudut pandang consumer electronics. Menurut Azhar Hussain (Founder dan Entrepreneur TTXGP), sudut pandang consumer electronics muncul karena “kita hidup di budaya klik dan konektivitas adalah kuncinya. Pendekatan kami adalah mencari cara bagaimana membuat laptop ikut balapan. Menurut kami kendaraan listrik punya lebih banyak kesamaan dengan consumer electronics dibandingkan otomotif tradisional.”

Mau tahu berapa harga motor listrik ini? Bandrolnya sekitar US$ 41.000 dan baru akan dipasarkan tahun depan dalam jumlah sangat terbatas, tepatnya 50 unit saja.
Sumber kompas.com Selengkapnya...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Antisadap Versus Sadap




SHUTTERSTOCK
ilustrasi



Oleh Yuni Ikawati

Menguping pembicaraan narasumber penting hingga menyadap pembicaraannya di telepon dengan berbagai cara merupakan pekerjaan mata-mata atau intelijen yang ditugaskan untuk itu. Namun, demi melindungi rahasia, upaya pencurian informasi itu dapat ditangkal dengan teknologi antipenyadapan.

Terbongkarnya kasus suap Artalita beberapa waktu lalu oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kemudian menyeret oknum kejaksaan, penangkapan para teroris pelaku pengeboman Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, serta kasus lainnya.

Sesungguhnya seberapa canggihkah teknologi penyadapan itu?

Penyadapan pada telepon kabel maupun telepon seluler dapat dilakukan dengan memonitor pembicaraan di nomor telepon tertentu di sentral operator telepon.

Untuk mendengarkan pembicaraan telepon dari jarak dekat juga bisa dilakukan dengan memasang alat perekam pembicaraan di dekat narasumber, kemudian mengirim hasil rekaman lewat sinyal telepon seluler.

Meski disebut sebagai sarana memata-matai, alat penyadap pembicaraan itu ternyata dipasarkan secara bebas. Melalui internet, misalnya, ada pihak yang memasarkan secara bebas. Untuk unit penyadap dengan menggunakan telepon genggam berbasis GSM (global system for mobile communication) atau jaringan telepon tetap dengan kabel (public switched telephone network/PSTN).

Perangkat berukuran lebih kecil dari telepon genggam berharga kurang dari Rp 2 juta itu cukup dihidupkan dengan baterai litium yang tahan lama dan mudah disembunyikan.

Dengan alat ini, pembicaraan dalam ruangan atau mobil dapat dimonitor dengan bantuan sinyal GSM. Alat ini dilengkapi dengan sebuah slot untuk tempat keping Modul Identifikasi Guna Ulang (re-usable identification module/RUIM card) atau subscriber identity module (SIM) card berbasis GSM. Dengan keping itu pembicaraan yang ada di sekitar alat tersebut dapat dimonitor juga dengan telepon tetap atau PSTN.

Alat yang disebut Spy Gear ini dapat diaktifkan untuk mendengarkan pembicaraan orang yang menjadi target dengan cara menelepon nomor SIM card yang telah terpasang didalamnya. Dengan demikian diperoleh akses untuk mendengarkan pembicaraan di lokasi itu.

Selain itu, teknik penyadapan lain adalah dengan menggunakan sinar laser. Pakar Fotonik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pernah melakukan uji coba penyadapan suara dengan sensor laser.

Laser yang ditembakkan pada dinding kaca misalnya dapat menangkap gelombang suara dan memantulkan kembali ke pesawat penerima. Hasil pantulan itu diterjemahkan untuk memperdengarkan suara tersebut. Proses ini hampir simultan karena kecepatan gelombang cahaya melebihi gelombang suara.

Penyadapan intersepsi secara legal menurut hukum merupakan salah satu kewenangan yang dimiliki KPK dan kepolisian di Indonesia. Oleh karena itu, alat penyadap untuk kepentingan seperti itu, menurut Mohammad Mustafa Sarinanto, Kepala Bidang Sistem Elektronika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), semestinya dijual terbatas kepada pihak berwenang di negara pembeli.

Namun, penjualan bebas tak terhindarkan karena beberapa negara, terutama di Eropa Timur, memperjualbelikannya dengan bebas. Meski begitu, pembelian sarana canggih penyadap suara itu butuh kehati-hatian. Karena boleh jadi di dalamnya ada sarana penyadap tersembunyi pula, yang dimanfaatkan oleh pihak penjual teknologi itu.

Perkembangan teknologi

Perkembangan teknologi penyadapan itu mengikuti mode komunikasi yang berkembang dari masa ke masa. Pada mulanya penyadapan merupakan aktivitas penting yang dilakukan pada masa perang, bahkan merupakan salah satu faktor penentu kemenangan saat perang.

Umumnya di medan perang, media komunikasi yang membutuhkan pengamanan adalah radio komunikasi. Mode komunikasi yang digunakan radio komunikasi yang menggunakan frekuensi radio yang terbuka untuk umum membuat penyadapan lebih mudah dilakukan karena gelombang suara merambat ke mana-mana.

Penyadapan juga dapat dilakukan di jalur komunikasi telefon tetap (fixed line). Relatif mudah dilakukan karena cukup dengan melakukan tapping atau melekatkan kabel untuk menangkap sinyal suara yang dirambatkan pada kabel telepon.

Dengan telepon seluler yang memungkinkan mobilitas tinggi, teknologi penyadapan pun merambah ke dunia seluler, yaitu dengan memanfaatkan rambatan sinyal telepon seluler di udara. Di dunia telepon seluler, lazim dikenal celluler telephone interception (CTI). Sistem intersepsi digital pada telepon seluler ditemukan dan dipatenkan oleh Peter Suprunov di AS.

Anti penyadapan

Pengembangan teknologi penyadapan dan antipenyadapan juga dilakukan di Indonesia. Sarinanto mengatakan, BPPT sendiri sejak beberapa tahun lalu memandang perlu melakukan kegiatan pengembangan teknologi pengamanan komunikasi yang meliputi komunikasi melalui telepon tetap, telepon bergerak, dan radio komunikasi.

Dukungan teknologi dalam negeri diperlukan untuk menjaga kedaulatan informasi di kalangan pengambil kebijakan pemerintah dan kemungkinan penyadapan yang dilakukan oleh pihak asing, baik di dalam maupun di luar negeri, baik untuk kepentingan pejabat pemerintahan maupun aparat pertahanan dan keamanan.

Pengamanan dilakukan pada percakapan suara dan pesan singkat pada telepon genggam (SMS). Untuk itu diterapkan prinsip mengubah suara analog menjadi digital, kemudian diberi proses tambahan untuk pengamanan (disandikan) yang hanya dapat dibuka (didekripsi) oleh algoritma yang sama. "Dengan demikian, meski di tengah jalan disadap sekalipun, namun isi percakapannya tidak dapat didengar," urai Sarinanto.

Enkriptor suara itu dikembangkan untuk mengamankan percakapan yang dilakukan di radio komunikasi. Dengan mengacu pada prinsip ini, BPPT mengembangkan sistem pengaman komunikasi radio yang dapat mengamankan percakapan di berbagai media secara universal sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada peralatan dan media komunikasi.

Demikian pula terhadap pesan singkat berupa teks berbasis data digital. Untuk melindungi penyadapan, maka data digital dari pesan singkat selanjutnya diberi tambahan proses berupa algoritma enkripsi sebelum pesan tersebut dikirimkan, yang kemudian dibuka (didekripsi) di sisi penerima untuk dapat dibaca isi pesan tersebut.

Menurut Sarinanto, pengembangan modul antisadap ini sulit dilakukan di Indonesia karena teknologi seluler berkembang begitu pesat dan menganut banyak sistem, antara lain GSM dan CDMA.(KOMPAS)
Selengkapnya...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

AMD Luncurkan CPU Phenom II X4 965 125W





HOTHARDWARE




JAKARTA, – Bulan Agustus lalu menandai ‘lahirnya’ prosesor desktop AMD terbaru, Phenom II X4 965 Black Edition. Kini revisi terbaru dari prosesor itu datang, dengan fitur-fitur baru.

Salah satu fitur barunya adalah max. TDP yang turun dari 140W menjadi 125W. Apa keuntungannya? Thermal design power (TDP) mewakili konsumsi daya maksimal dari CPU saat menjalankan aplikasi-aplikasi dengan beban berat. Makin kecil angkanya, berarti prosesor bisa lebih dingin dan efisien bekerja sehingga suhu casing menjadi lebih rendah dan daya yang disedot pun berkurang.

Lalu apakah ini membuat kinerja CPU menjadi lebih baik? Simak laporan hothardware.com yang sudah melakukan pengujian.

Biasanya, revisi CPU mampu memperbaiki kemampuan overclock. Dan ini berlaku pada chip AMD. Dengan tegangan inti CPU pada 1,5V, overclock yang stabil bisa mencapai 4,12GHz atau 300MHz lebih tinggi dibandingkan overclock 3,8GHz yang dicapai denan Phenom II X4 965 revisi sebelumnya.

Benchmark SiSoft SANDRA 2009 juga menunjukkan kinerja yang baik. Phenom II X4 berhasil mengimbangi prosesor Intel Core i5 dan mendapatkan skor yang bagus di benchmark multimedia.

Hothardware juga menjalankan benchmark PCMark Vantage. Kebanyakan uji juga multi-threaded sehingga dapat memanfaatkan sumberdaya tambahan yang ditawarkan oleh CPU quad-core. Di uji ini Phenom II X4 menorehkan skor keseluruhan 6814, yang lebih tinggi daripada revisi original.


Kesimpulannya, kendati revisi tidak meningkatkan kinerja chip AMD quad-core 3,4GHz tersebut, harga chip ini menjadi lebih menarik, yakni US$ 195.

Sumber KOMPAS.com
Selengkapnya...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS